Di tengah pandemic
covid-19, mulai hari Kamis, 25 Juni 2020 pengurus RW011 mengajak seluruh warga
RW011 untuk kembali menghidupkan tradisi Jimpitan.
Sebuah tradisi asli Indonesia yang sudah ada sejak lama, tapi tidak
populer sekarang.
Apa itu Jimpitan?
Orang-orang yang tinggal di perkotaan--Jabodetabek
misalnya--pada umumnya tidak mengenal istilah jimpitan.
Istilah itu lebih dikenal di kalangan masyarakat pedesaan, khususnya
pedesaan di Jawa Tengah dan Timur.
Jimpitan berasal dari kata ‘jumputan’ atau ‘menjumput’ yang berarti
mengambil sedikit.
Sementara dalam artikel di GNFI yang berjudul Mengulik Makna
Tradisi Jimpitan karya Ahmad Cholis, jimpitan
diartikan menjadi, ‘jimpit’
dalam bahasa Jawa berarti ‘wilonganing
barang lembut nganggo pucukin driji’. Atau dalam bahasa Indonesia berarti
mengambil barang lembut/kecil dengan menggunakan ujung jari. Sedangkan
"jimpitan" dalam istilah yang lebih konkret berarti beras yg
dikumpulkan dari warga demi kepentingan perkumpulan desa. Sistem jimpitan ini
terbukti andal sepanjang masa membantu warga miskin atau warga di masa-masa
sulit. Biasanya jimpitan dilakukan di waktu ronda malam dan para petugas ronda
mengambil beras (dalam jumlah sedikit) yang dikumpulkan dari setiap rumah warga
yang ditaruh di depan rumah.
Gotong Royong Menghapus Kesenjangan Sosial
Indonesia memang terkenal dengan sikap gotong royong,
saling membantu dalam kesulitan. Kearifan lokal seperti jimpitan
juga merupakan bentuk gotong royong di masyarakat. Secara sadar dan sukarela,
masyarakat menghimpun bahan pangan atau uang untuk disalurkan kepada
tetangga-tetangga mereka yang membutuhkan.
Meski terkesan sederhana, tradisi ini sudah teruji mampu
mengatasi permasalahan sosial di sektor ekonomi sejak dulu. Dikutip dari laman Indonesia.go.id,
menurut ahli budaya Jawa, Prapto Yuwono, tradisi ini lahir sejak warga desa di
Jawa memiliki kesadaran untuk tinggal berkelompok dengan warga lain. Mereka
sama-sama memiliki kesulitan ekonomi pada masa penjajahan Belanda. Dengan kata
lain, ini juga merupakan simbol solidaritas dan ketangguhan menghadapi
kesulitan ekonomi dari masyarakat pedesaan sejak zaman penjajahan dulu.
Solusi Di Tengah Keterbatasan Anggaran
Kita pasti memahami bahwa tidak setiap orang memiliki
kemampuan ekonomi yang sama. Salah satunya petugas keamanan yang bertugas 24
jam untuk membantu menjaga keamanan lingkungan, dengan tanggung jawab dan
resiko tinggi namun saat ini belum seimbang dengan hak atas kesejahteraan yang
diterima. Hal itu terjadi karena kondisi saat ini mereka dibayar secara swadaya masyarakat yang dikolektif oleh pengurus RT/RW sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan
warga serta juga mempertimbangkan kondisi sekitar.
Tentunya hal ini menjadi salah satu pertimbangan pengurus
RT/RW 011, khususnya agar kesejahteraan petugas keamanan bisa terjamin sehingga
diharapkan secara pararel akan berdampak pada meningkatnya kinerja mereka dalam
menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan. Karena
itu, lewat tradisi
jimpitan,
warga diajak saling peduli dan bahu-membahu untuk mengatasinya sekaligus jalan
untuk bersedekah, dengan memberikan tambahan dari hasil jimpitan untuk
kebutuhan sehari-hari petugas keamanan.
Tingkat Partisipasi Luar Biasa dari Warga
Program jimpitan beras di RW011 dimulai pada hari Kamis,
25 Juni 2020 dengan diawali pembagian tempat jimpitan berupa gelas plastic untuk dipasang dengan cara
digantung menggunakan kawat di depan rumah setiap warga. Penarikan hasil
jimpitan dilakukan rutin secara mingguan pada tiap hari Kamis malam Jumat,
bersamaan dengan kegiatan patroli keamanan oleh petugas keamanan. Isi jimpitan
direkomendasikan beras, tapi juga diperbolehkan diisi dengan barang kebutuhan
pokok lain seperti gula, kopi, dll dan tidak diperkenankan uang tunai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sifat
dari jimpitan ini adalah sukarela dengan besaran seikhlasnya dari warga.
 |
Tempat jimpitan
|
 |
Warga mengisi jimpitan
|
 |
Warga mengisi jimpitan |
Di luar dugaan, antusiasme
dan partisipasi warga atas program tersebut sangat luar biasa, yang terbukti
dengan terkumpulnya hasil jimpitan dengan jumlah yang tidak sedikit. Hasil jimpitan yang terkumpul
pada penarikan perdana pada 25 Juni 2020 berupa beras sebanyak 49,2 kg ditambah
dengan gula, kopi sachet, teh,telor, mie instan, dll. Pada pernarikan kedua
pada Kamis, 2 Juli 2020 terkumpul beras sebanyak 51,5 kg ditambah
dengan gula, kopi sachet, teh, mie instan, dll.
 |
Hasil pengumpulan jimpitan
|
 |
Hasil pengumpulan jimpitan
|
|
Hasil pengumpulan jimpitan |
Hasil jimpitan
tersebut sudah dibagikan oleh pengurus kepada semua petugas keamanan sebanyak 4
orang dan sisanya untuk kas pos keamanan yang digunakan membeli kebutuhan
petugas keamanan seperti air gallon, air mineral gelas, kopi, dll. Pembagian
dilakukan pada hari Sabtu, 4 Juli 2020 dan masing2 mendapatkan rata-rata 25 kg
beras ditambah dengan
gula, telor, mie instan, dll. Pembagian hasil jimpitan ke petugas
keamanan untuk ke
depannya akan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
 |
Pembagian hasil jimpitan oleh Ketua RW011, Bp. Sudiyo kepada petugas keamanan Bp. Sudarmaji |
 |
Beras hasil jimpitan untuk petugas keamanan
|
Sumber: GNFI | Kompas.com | Indonesia.go.id | MediaIndonesia.com | Kompasiana.com